Tempatnya Kumpulan Komunitas tante girang yang tukar no hp brondong, tukar info brondong, tukar info Tante girang seluruh Indonesia

Gambar memek Tante

Gambar memek emang banyak di cari, gambar memek tante, gambar memek artis, dan gambar memek lainnya. Gambar memek dan gambar toked selalu saja menjadi pencarian yang tak pernah terlupakan dari para pecinta wanita.

Cerita seks tante girang berikut adalah menceritakan tentang serunya bermain memek, karena gambar memek sangat mempengaruhi sebuah kisah cinta dari perjalanan tante girang

Mbak titis dengan permainan yang aduhai...

Namaku Dimas. Aku tinggal di kota jogja. Ceritaku ini terjadi pada tahun 2001. Pada waktu itu aku masih kuliah di sebuah PTN terkenal di jogja. Aku ambil cuti kuliah untuk bekerja di sebuah radio swasta yang baru berdiri. Waktu itu aku bekerja sebagai kru produksi. Pekerjaannya sangat sederhana yaitu merekam lagu, membuat iklan radio, dan mempersiapkan segala hal yang sifatnya off-air. Pemilik radio itu namanya Bapak Damian. Dia mempunyai istri yang sangat cantik. Aku biasa menyebutnya dengan Ibu Titis.

Ibu Titis tingginya kira-kira 170cm, bahkan lebih tinggi dari suaminya. Ibu Titis bekerja di sebuah perusahaan swasta di jogja. Sejak pertama kali masuk kerja di radio itu, aku udah kepincut dengan Ibu Titis. Ibu Titis ini berparas sangat cantik, mungkin sensual. Tinggi kira-kira 170cm, berat 50kg. Payudaranya tidak besar, sama sekali tidak besar. Tapi justru payudaranya yang kecil itu yang membuatku sangat penasaran. Aku selalu terobsesi dengan payudara yang kecil.

Sesampai di dalam rumah aku tidak menemukan siapa pun. Dimana Mbak Titis, pikirku. Kulangkahkan kakiku ke ruang tengah. Kosong juga. Wah, di mana nih. Perlahan aku berjalan ke dapur sambil berharap cemas. Kalo udah pada tidur ya aku pulang aja. Sampai aku dikejuntukan oleh sepasang tangan yang melingkar dipinggangku dari belakang.
"malam ini temenin Mbak ya", terdengar bisikan di telingaku.
Tanpa basa-basi aku segera memutar tubuhku dan di depanku telah berdiri Mbak Titis dengan paras yang sangat cantik. Wajah Mbak Titis persis di depanku. Hidungku nyaris bersentuhan dengan hidung Mbak Titis. Terasa hangat di wajahku ketika Mbak Titis menghembuskan nafas. Aku benar-benar dibuat terpesona.
Mbak Titis sudah berganti pakaian dengan kimono warna pink. Matanya sayu menatapku. Entah keberanian dari mana yang mendorong wajahku sehingga bibirku mengecup lembut bibir Mbak Titis. Tidak ada perlawanan dari Mbak Titis. Bibirku terus bermain di bibir Mbak Titis beberapa lama. Kurasakan tangan Mbak Titis meremas lembut kemejaku. Aku mencoba melingkarkan tanganku di punggung Mbak Titis. Kuusap perlahan punggungnya sambil terus memainkan bibirku. Lidahku mulai menerobos masuk ke dalam mulut Mbak Titis. Bibir Mbak Titis lembut sekali, wangi dan itu membuatku semakin bernapsu.
Lidahku semakin liar bermain. Kuciumi lagi bibirnya, hidungnya, matanya, keningnya, pipinya, dagunya. Dan semuanya terasa lembut. Napas Mbak Titis semakin memburu. Tanganku bergerak ke bawah mencari2 tali kimono. Setelah ketemu, kuloloskan talinya pelan. Ketika berhasil kulepaskan, kimono tersebut merosot sedikit menjuntai ke lantai.

Kumundurkan tubuhku dan nampaklah pemandangan yang sangat indah yang sering kubayangkan selama ini. Mbak sudah tidak memakai bra dan cd. Payudara yang selama ini hanya ada dalam imajinasiku kini terpampang jelas di hadapanku. Tampak puting yang kecil berwarna coklat dan merah muda pada ujungnya. Bener-bener sesuai ama yang kuharapkan. Payudaranya kecil, mungkin ukuran 34a. Tapi aku suka banget ama yang segitu.
"Dimas Kenapa berhenti?", ucapnya lirih seraya matanya yang sayu memandangku. Tanpa pikir panjang kuhampiri Mbak Titis dan berlutut di depannya. Aku membungkuk dan mencium lembut jari kaki sebelah kirinya sementara tangan kananku membelai lembut betis kanan Mbak Titis. Yang kudengar saat itu hanya lenguhan nikmat dari Mbak Titis. Kudongakkan kepalaku menatap Mbak Titis. Mbak Titis hanya menatapku sayu dengan nafas yang memburu. Kuarahkan perhatianku lagi ke bawah. Kuciumi lagi kaki kiri dan kanan berganti sementara tanganku mengusap lembut betisnya. Mbak Titis terus mendesis sampai suatu saat Mbak Titis hampir terduduk karena menahan kenikmatan dari ciuman dan belaian di betisnya.
Aku bangkit dan kusandarkan tubuh Mbak Titis di tembok dapur dengan posisi tubuh berdiri. Aku berlutut lagi dan kini yang menjadi sasaranku adalah pahanya. Kuciumi pelan paha kanan Mbak Titis. Tangan kanan Mbak Titis mencengkeram tembok. Kuciumi terus mulai dr atas lutut sampai mendekati pangkal pahanya. Tercium aroma yang membuatku semakin mabuk asmara ketika menciumi sekitar pangkal paha. Mbak Titis berusaha mengatupkan pahanya tapi aku menahannya dengan kedua tangan supaya tetap terbuka. Ciumanku pindah ke paha yang kiri sementara tangan kananku bergerak ke atas ke wilayah perut dan mengusap pelan dengan ujung jariku. Mbak Titis semakin mendesis tidak karuan.
"Oh... Mas... Shh... sh..."
Ciumanku terus naik mendekati pangkal pahanya. Dengan gerakan sedikit menyentak kurenggangkan lagi paha Mbak Titis.
Oughhh... Mbak Titis melenguh panjang menerima perlakuanku yang tiba2. Kupandangi sejenak gundukan di depanku. Jembutnya lebat sekali dan baunya wangi. Sambil tetap memegangi kedua lutut Mbak Titis, kujulurkan hidungku menyapu jembutnya. Tubuh Mbak Titis bergetar menerima sapuan hidungku. Tampak samar belahan daging dan kucoba menjilat pelan membelah hutan jembut yang lebat itu.
"Ouhh... Mas...", tangannya meraih rambuntuku dan menjambak pelan. Lidahku terus menjilat mencari-cari daging nikmat. Kurasakan ada cairan menempel dilidahku. Gurih terasa di muluntuku. Muluntuku pun mulai menghisap gundukan indah Mbak Titis.
"oh... Sshh... Sshh... Mas... enak banget mas...", desah Mbak Titis. Desahan itu membuatku semakin ganas. Penisku sudah tegang dari tadi tapi aku masih ingin bermain dengan Mbak Titis. Hisapanku di vagina Mbak Titis semakin liar. Sementara Mbak Titis meliuk-liuk menerima serangan di vaginanya.
"mas.. Kamu kok pinter banget sih...", kata Mbak Titis manja. Aku hanya tersenyum aja mendengarnya.

Perlahan ciumanku naik ke perut Mbak Titis. Tidak lama di situ aku berniat untuk langsung menyerbu tetek Mbak Titis. Aku segera bangkit. Kupandangi sejenak tetek Mbak Titis yang sedari tadi belum kusentuh sama sekali. Lalu kupandangi wajah Mbak Titis, titik2 keringat bermunculan di keningnya. Kumajukan wajahku ke arah tetek Mbak Titis, tanpa mengalihkan pandangan dari matanya. Sampai di tetek yang sebelah kiri kukecup pelan putingnya. Mbak Titis mendongakkan wajahnya menerima sensasi kecil di putingnya. Kukulum puting tetek kiri Mbak Titis. Terasa hangat di dalam muluntuku. Mbak mulai mendesis lagi.
"terusin mas... terusin",
Aku semakin gencar mengulum puting tetek Mbak Titis. Sesekali kusedot dengan keras.
"Ahh.!" Mbak Titis berteriak kecil.
Aku melirik ke tetek yang sebelah kanan. Segera kuarahkan bibirku ke puting kanan. Perlakuanku beda kali ini. Aku menyerbu tetek kanan Mbak Titis dengan sangat liar sementara tangan kananku meremas-remas dengan kuat tetek yang kiri. Menerima perlakuanku yang berubah drastis, Mbak Titis berteriak keras dengan menggoyangkan kepalanya kiri kanan. Keliaranku itu bertahan selama 10 menitan sementara penisku sengaja kugesek-gesekkan ke vagina Mbak Titis.
Mbak Titis terus menerus meracau. Tidak jelas apa yang diucapkan. Aku sudah tidak tahan lagi. Segera kubalik tubuh Mbak Titis kupaksa untuk menungging. Mbak Titis menahan tubuhnya dengan tangan di tembok. Kuarahkan penisku ke vagina Mbak Titis. Pelan aku coba menerobos liang vagina Mbak Titis. Agak susah juga mencari posisi lubang vagini Mbak Titis. Setelah beberapa saat akhirnya penisku sudah berada dalam jepitan vagina Mbak Titis.
"Mbak..." aku menahan sebentar penisku. Mbak Titis melenguh panjang.
"ouhh...hss...mas..."
aku segera menarik penisku pelan sampai tersisa kepalanya dalam vaginanya. Lalu kutusuk lagi dengan gerakan cepat. Mbak Titis lagi-lagi melenguh panjang. Kulakukan berulang kali sampai 15 menit. Tanpa berganti posisi aku percepat gerakanku. Tanganku kubiarkan bebas menggantung. Penisku terus kupacu di dalam vagina Mbak Titis. Sampai suatu ketika tubuh Mbak Titis mengejang hebat dan Mbak Titis melolong hebat merasakan orgasme pertamanya. Tubuh Mbak Titis masih bergetar beberapa saat. Aku harus menahan tubuhnya karena seperti mau terjatuh ke lantai. Sebenarnya aku juga sudah hampir sampai tapi sekuat tenaga aku bertahan. Aku tidak mau permainan ini cepat selesai.
Kudiamkan sebentar penisku di dalam vagina Mbak Titis dan membiarkan Mbak Titis mengatur napasnya, menikmati orgasmenya.

Beberapa saat kemudian, aku melanjuntukan lagi serbuanku ke vagina Mbak Titis.
"Oh...uh...oh...uh", suara Mbak Titis keenakan.
"Mas, enak banget", tambahnya lagi. Tangan kirinya meraih tangan kiriku dan meletakkannya di teteknya. Spontan kuremas tetek Mbak Titis. Sensasi di dua wilayah sensitifnya membuatnya menggelinjang ga karuan. Sodokanku di vaginanya kupercepat sementara remasanku semakin kuat di teteknya. Akhirnya, aku mengeluarkan senjataku yang terakhir. Tangan kananku yang bebas kuarahkan ke lubang anusnya. Kuludahi anusnya dan kuusap keras bagian anus Mbak Titis. Sekarang 3 bagian sensitifnya habis aku garap. Mbak Titis semakin melolong tidak karuan. Kepalanya terayun-ayun menambah keseksiannya. Badannya terus terguncang-guncang menerima sodokan penisku. Aku pun mulai kacau merasakan sensasi di penisku.
"Mbak, enak banget Mbak", cerocosku.
"heh...uh... terusin mas. Ahh..."
Jariku mencoba menerobos ke liang anus Mbak Titis. Aku tidak berani terlalu dalam. Takut menyakiti Mbak Titis. Penisku masih terus menghunjam di vagina Mbak Titis. Sampai akhirnya aku merasakan gelombang sangat kuat yang siap menerobos keluar dari penisku.
"Mbak... Aku dah mo keluar Mbak... Mphhh..."
Iiiiyyaaaa maasss... mbak juga... aaayooo masss..."
Kupercepat gerakanku. Penisku terus menerobos vagina sampai akau tidak kuat lagi menahan gejolakku...
Croot...croot...croot... Ah... Ah... Ah...
Gerakan penisku kuhentikan di dalam vagina Mbak Titis. Dan tubuh Mbak Titis pun bergetar sangat hebat. Tangan kirinya mencengkeram tangan kiriku yang bermain di teteknya dengan sangat kuat.
"AHHH... DIMAAASSSSHHHHH", teriaknya memenuhi ruangan dapur.
Kujatuhkan kepalaku ke punggung Mbak Titis. Kutarik penisku pelan-pelan, dan kuhunjamkan lagi ke dalam vagina Mbak Titis tapi dengan gerakan yang sangat pelan. kedua tanganku meremas lembut tetek Mbak Titis. Nikmat banget. Sumpah nikmat banget. Kuciumi pelan punggung Mbak Titis sementara Mbak Titis masih berguncang-guncang menerima orgasmenya.
Setelah beberapa saat, aku tetap membiarkan penisku bertahan di dalam vagina Mbak Titis. Lalu, pelan-pelan kutarik penisku. Mbak Titis melenguh merasakan gesekan pelan di vaginanya.
"Mbak... Nikmat banget. Mbak cantik sekali", bisikku pelan.
"Dimas... Kamu hebat. Hhh...mbak nggak ngira kamu mau ama mbak", katanya sambil membalikkan tubuhnya dan kini duduk terkulai lemas di lantai.
Aku tersenyum aja mendengarnya.
"Kapan-kapan, kalo mbak pengen, Dimas mau ya nemenin Mbak lagi?"
"Mmmmm... Siap Mbak! Apapun buat Mbak!", jawabku sambil berkelakar.

Itu adalah kisah pertamaku dengan Mbak Titis, istri bosku. Setelah hari itu, selama empat hari aku nemenin Mbak Titis tiap malam. Ga jadi nyesel deh, Pak Min banyak ijinnya. Ijin terus aja Pak Miiinnn... Setiap bosku keluar kota aku selalu menemani Mbak Titis dan memberinya kepuasan. Demikian juga Mbak Titis memberiku pengalaman, dan sensasi-sensasi baru lainnya.

Gambar memek mbak titis masih terus teringat di otak ku, toked nya, paha nya, bokongnya, semua masih teringat jelas di memori otak ku, aku berharap mbak titis pun demikian, selalu mengingat apa yang telah kami lakukan berdua

Selesai...

Bercinta Dengan Tante Berjilbab

Sebenarnya aku ini tdk pernah terpikir untuk bisa bercinta / ml dengan wanita berjilbab…namun apa mau dikata nasi udah jadi bubur dan bubur itu udah di makan oleh aku….ceritanya begini…

Namaku Iful..umur 29 taon, tinggi 168 paras badanku tegap, rambutku lurus dan ukuran vitalku biasa saja normal org Indonesia lah…panjangnya kira2 16 cm dan diameternya aku ggak pernah ukur…

Aku tinggal di rumah kost2 an istilahnya rumah berdempet2an neh…ada tetanggaku yg bernama Ibu Tiara, berjilbab umurnya sekitar 33 taon, anaknya dah 3 boo…yang paling besar masih sekolah kelas 5 SD otomatis yg palg kecil umur 1,8 bln, sedangkan suaminya kerjanya di kontraktor (perusahaan) sebagai karyawan saja.
Setiap hari Ibu tiara ini wanita yang memakai jilbab panjang2 sampai ke lengan2nya boleh dikatakan aku melihatnya terlalu sempurna utk ukuran seorang wanita yag sdh berumah tangga dan tentunya aku sangatlah segan dan hormat padanya.

Suatu ketika suaminya sdh pergi ke kantor utk kerja dan aku sendiri masih di rumah rencananya agak siangan baru aku ke kantor…
“Iful…”ibu tiara memanggil dari sebelah…karena aku msh malas2 hari ini so aku tidur2an aja di t4 tidurku…”Iful…Iful….” Ibu minta tolong bisa..?? ujar Ibu Tiara dari luar..aku sbenarnya dah mendengar namun rasanya badanku lagi malas bangun …
karena mungkin aku yang di panggil tdk segera keluar, maka ibu tiara dng hati2 membuka pintu rumahku dan masuk pelan2 mencari aku…seketika itu juga aku pura2 tutup mataku..dia mencari2 aku dan akhirnya dia melihat aku tidur di kamar…
“ohh….” Ujarnya…spontan dia kaget…karena kebiasaan kalo aku tidur tidak pernah pake baju dan hny celana dalam saja…dan pagi itu kontolku sebnarnya lagi tegang…biasa penyakit di pagi hari…(heheheh)
seketika itu dia langsung balik melangkah dan menjauh dari kmarku….aku coba mengintip dengan sbelah mataku…oo dia sudah tidak ada “ujarku dalm hati…tapi kira2 tak lama kemudian dia balik lagi dan mengendap2 mengintip kamarku…smbl tersenyum penuh arti…cukup lama dia perhatikan aku dan stlh itu ibu tiara lngsung balik ke rmhnya.
Besok pagi stlah semuanya tlah tidak ada di rumhnya ibu tiara, tinggal anaknya yg plg kecil dah tidur aku …sayup2 aku dengar di smpg rmhku yg ada di belkang, spertinya ada yg mencuci pakaian…aku intip di blkang…Ohh ibu tiara sdng mencuci pakaian…namun dia hny memakai daster terusan panjang dan jilbab …krn dasternya yg panjang, maka dasternya basah sampai ke paha…saat aku sdg intip..ibu tiara lgsg berdiri dan mengangkat dasternya serta merta mencopot celana dalamnya dan langsung dicuci sekalian…otomatis…saat itu aku melihat ooooohhh….memeknya yg merah dan pahanya yg putih di tumbuhi bulu2 halus…aku langsung berputar otak2 ku ingin rasanya mencicipi memek yg indah dari ibu tiara yg berjilbab ini…
“Maaf ibu tiara…kemarin ibu ada perlu saya “ tanyaku ..mengagetkan ibu tiara dan semerta2 dia lngsung merapikan dasternya tersingkap smpai ke paha…
Iya nih mas Iful..Ibu kemarin mo minta tolong pasangin lampu di kmar mandi “katanya.
Kalo gitu sekarang aja bu…soalnya sbentar lagi saya mo kerja “sambil mataku melihat dasternya…membayangkan apa yang didalamnya.
Oh iya ..lewat sini saja…Ujarnya..karena memang tipe rmh kost yg aku tempati di belkangnya Cuma di palang kayu dan seng otomatis kegiatan tetangga2 kelihatan di belakang.
Aku lngsung membuka kayu dan sengnya dan masuk ke dalam dan ibu tiara membawaku di depan…aku mengikuti di belakang…oohhh…seandainya aku bisa merasakan memek dan pantat ini sekarang” gumamku dlm hati.
“ini lampunya dan kursinya…hati2 yah jng sampe ribut soalnya anaku lg tidur”kata Ibu Tiara..
Aku lngsung memasang dan ibu tiara melanjutkan mencuci nya, setelah selesai aku lngsg blng “ibu sdh selesai “kataku… kemudian ibu tiara lngsung berdiri..tapi saat itu dia terpeleset ke arahku…seketika itu aku menangkapnya..ups…oh tanganku mengenai payudaranya yg montok dan tanganku satu lagi mengenai lngsung pantatnya yg tidak pake celana dalam dan hny ditutupi daster saja…”maaf Dik Iful…agak licin lantainya”ujarnya tersipu-sipu..Iful tunggu yah ibu bikinin Teh “ujarnya lagi…Dia ke dapur dan dari belakang aku mengikutinya scr pelan2..saat teh lagi di putar di dlm gelas..langsung aku memeluknya dr blkng…
Iful…apaan2 neh…sentak Ibu Tiara…maaf bu…saya melihat ibu sangatlah cantik dan seksi..”ujarku…Jangan Iful…aku dah punya suami ..”tapi ttp ibu tiara tdk melepaskan pegangan tanganku yang mampir di pinggangnya dan dadanya…Iful…jangaann.. langsung aku menciumi dari belakang menyikapi jilbabnya…sluurrp…oh..betapa putihnya leher ibu tiara ‘ujarku dlm hati…okhh…iful…hmmm…ibu tiara menggeliat..langsung dia membalik badannya menghadapku..Iful…aku udah bers…saat dia mo ucapin sesuatu..langsung aku cium bibirnya…mmmprh…tak lama dia lngsung meresponku dan lngsung memeluk leherku .mmmmhprpp….bunyi mulutnya dan aku beradu…aku singkapi jilbabnya sedikit saja…sambil tanganku mencoba menggerayangi dadanya…aku melihat dasternya memakai kancing 2 saja diatas dadanya…aku membukanya..dan tersembullah buah dadanya yg putih mulusss…slurp…kujilat dan isap pentilnya….
Iful….ooohhh….ufhhh….”lirihnya …slurrpp….slurp..saa t aku jilat…sepertinya msh ada sedikit air susunya…hmmmm…tambah nikmatnya..slurp..slurp…
Sambil menjilat dan menyedot susunya..aku tetap tidak membuka jilbab maupun dasternya…tapi tanganku tetap menarik dasternya keatas…karena dari tadi dia tidk pake celana dalam…maka dengan gampang itilnya ku usap-usap dengan tanganku…Ohhh…oh…sssshhhh…guma m ibu tiara..kepalaku ku dekatkan ke memeknya dan kakinya kurenggangkan…sluruupp….pelan2 kujilati itil dan memeknya…oh iful…eennakkh…oghu…mmmpphhff…t eriaknya pelan…kulihat kepalanya telah goyang ke kanan dan kekiri…pelan2 sambil lidahku bermain di memeknya …kubuka celana pendekku dan terpampanglah kontolku yang telah tegang …namun ibu tiara masih tidak menyadari akan hal itu…pelan2 ku mengangkat dasternya…namun tidak sampai terbuka semuanya..hanya sampai di perutnya saja…dan mulutku mulai beradu dengan bibirnya yang ranum…mmmppghh…iful…aku…”ujar ibu tiara..kuhisap dalam-dalam lidahnya…slurp…caup…oh ibu sungguh indah bibirmu, memekmu dan semuanya…lirihku..


Sambil menjilat seluruh rongga mulutnya …kubawa ia ke atas meja makannya dan kusandarkan ibu tiara di pinggiran meja…tanganku ku mainkan kembali ke itil dan sekitaran memeknya…ahhh…ufh…oh…Ifulll….i bu udah nggak kuaatttttt…lirih Ibu tiara.
Pelan2 ku pegang kontolku…ku arahkan ke memeknya yang sudah basah dan licin….dan bleeesssssssssshh….ohhhhh…ufgh hh….Ifulll….Teriak Ibu tiara…sleepep…slepp…. Kontolku ku diamkan sebentar ….Ibu Tiara sepontan melihat ke wajahku..dan langsung ia menunduk lagi…kududukkan di atas meja makan dan kuangkat kakinya…mulailah aku memompanya..slep…slep..selp…be lssss….oh memeknya ibu sangat enak….Iful…kontolmu juga sangat besar….rupanya ibu tiara udah tidak memikirkan lagi norma2..yang ada hanya lah nafsu birahinya yang harus dituntaskan….berulang-ulang ku pompa memeknya dengan kontolku….oohh..akhh…Ifull….ku balikkan lagi badannya dan tangannya memegang pinggiran meja…ku tusuk memeknya dari belakang bleesssssssss… Ohhhhh….teriak Ibu Tiara…kuhujam sekeras-kerasnya kontolku…tanganku remas2 susunya ….aku liat dari belakang sangat bagus gaya ibu tiara nungging ini, tanpa melepas daster dan jilbabnya..kutusuk terus …sleeeepp….sleeps
Hingga kurang lebih setengah jam ibu tiara bilang…Iful….ibu udah nggak tahan…..sabar bu bentar lagi saya juga……Ujarku…Oh…ohhhh…ufmpghhh …Iful…ibu mau keluarrrr…achhhh……semakin kencang dan terasa memeknya menjepit kontolku dan oohhhhh…ku rasakan ada semacam cairan panas yang menyirami kontolku di dalam memeknya….semakin kupercepat gerakan menusukku…slep….slurp…bleeppp… . oh Ibu aku juga dah mo sampai neh…..cepat Iful…ibu bantu….oho….uhhhhh….ibu tiara menggoyangnya lagi…dan akhirnya Ibu….aku mo keluararrrrr…..sama2 yang Iful….ibu juga mo keluar lagi…teriaknya…dan….Ohhh…ack…. .ahhhhh..aku dan ibu tiara sama –sama keluar…dan sejenak kulihat di memeknya terlihat becek dan banjir…

Setelah hening sejenak…ku cabut kontolku dan kupakai celana pendek setelah itu ibu tiara merapikan Daster dan jilbabnya…langsung aku minta maaf kepadanya…
Bu..mohon maaf ..Iful khilaf.’kataku.
Tidak apa2 kok iFul…ibu juga yang salah…yang menggoda Iful “ujarnya…
Aku langsung pamitan kembali ke rumahku sebelah dan mandi siap2 kerja…setelah mandi kulihat ibu tiara sedang menjemur pakaian…tapi jelas didalam daster ibu tiara tidak memakai celana dalam karena terlihat tercetak lewat sinar matahari pagi yang meninggi mulai mendekati jam 10 pagi..
Sebelum aku pergi ku sempatkan pamitan ke ibu tiara dan dia tersenyum …tidak tau apakah ada artinya atau tidak..

Unordered List