Cerita tante girang kali ini akan ngebahas cerita sex dengan tante yeni, wanita cantik setengah baya atau paruh baya, yang membuat mata lelaki semakin terpesona, tak hanya pria dewasa, aku yang masih seorang brondong desa waktu itu saja kesengsem dan bikin menghayal terus... Berikut Cerita nya. :
Jakarta! Ya, akhirnya jadi juga aku ke Jakarta. Kota impian semua orang, paling tidak bagi orang sedesaku di Gumelar, Kabupaten Banyumas, 23 Km ke arah utara Purwokerto, Jawa Tengah. Aku memang orang desa. Badanku tidak menggambarkan usiaku yang baru menginjak 16 tahun, bongsor berotot dengan kulit sawo gelap. Baru saja aku menamatkan ST (Sekolah Teknik) Negeri Baturaden, sekitar 5 Km dari Desa Gumelar, atau 17 Km utara Purwokerto. Kegiatanku sehari-hari selama ini kalau tidak sekolah, membantu Bapak dan Emak berkebun. Itulah sebabnya badanku jadi kekar dan kulit gelap. Kebunku memang tak begitu luas, tapi cukup untuk menopang kehidupan keluarga kami sehari-hari yang hanya 5 orang. Aku punya 2 orang adik laki-laki semua, 12 dan 10 tahun.
Boleh dikatakan aku ini orangnya ?kuper?. Anak dari desa kecil yang terdiri dari hanya belasan rumah yang terletak di kaki Gunung Slamet. Jarak antar rumahpun berjauhan karena diselingi kebun-kebun, aku jadi jarang bertemu orang. Situasi semacam ini mempengaruhi kehidupanku kelak. Rendah diri, pendiam dan tak pandai bergaul, apalagi dengan wanita. Pengetahuanku tentang wanita hampir dapat dikatakan nol, karena lingkungan bergaulku hanya seputar rumah, kebun, dan sekolah teknik yang muridnya 100% lelaki.
Pembaca yang budiman, kisah yang akan Anda baca ini adalah pengalaman nyata kehidupanku sekitar 9 sampai 6 tahun lalu. Pengalaman nyata ini aku ceritakan semuanya kepada Mas Joko, kakak kelasku, satu-satunya orang yang aku percayai yang hobinya memang menulis. Dia sering menulis untuk majalah dinding, buletin sekolah, koran dan majalah lokal yang hanya beredar di seputar Purwokerto. Mas Joko kemudian meminta izinku untuk menulis kisah hidupku ini yang katanya unik dan katanya akan dipasang di internet. Aku memberinya izin asalkan nama asliku tidak disebutkan. Jadi panggil saja aku Tarto, nama samaran tentu saja.
Aku ke Jakarta atas seizin orang tuaku, bahkan merekalah yang mendorongnya. Pada mulanya aku sebenarnya enggan meninggalkan keluargaku, tapi ayahku menginginkan aku untuk melanjutkan sekolah ke STM. Aku lebih suka kerja saja di Purwokerto. Aku menerima usulan ayahku asalkan sekolah di SMA (sekarang SMU) dan tidak di kampung. Dia memberi alamat adik misannya yang telah sukses dan tinggal di bilangan Tebet, Jakarta. Ayahku sangat jarang berhubungan dengan adik misannya itu. Paling hanya beberapa kali melalui surat, karena telepon belum masuk ke desaku. Kabar terakhir yang aku dengar dari ayahku, adik misannya itu, sebut saja Oom Ton, punya usaha sendiri dan sukses, sudah berkeluarga dengan satu anak lelaki umur 4 tahun dan berkecukupan. Rumahnya lumayan besar. Jadi, dengan berbekal alamat, dua pasang pakaian, dan uang sekedarnya, aku berangkat ke Jakarta. Satu-satunya petunjuk yang aku punyai: naik KA pagi dari Purwokerto dan turun di stasiun Manggarai. Tebet tak jauh dari stasiun ini.
Stasiun Manggarai, pukul 15.20 siang aku dicekam kebingungan. Begitu banyak manusia dan kendaraan berlalu lalang, sangat jauh berbeda dengan suasana desaku yang sepi dan hening. Singkat cerita, setelah ?berjuang? hampir 3 jam, tanya ke sana kemari, dua kali naik mikrolet (sekali salah naik), sekali naik ojek yang mahalnya bukan main, sampailah aku pada sebuah rumah besar dengan taman yang asri yang cocok dengan alamat yang kubawa.
Berdebar-debar aku masuki pintu pagar yang sedikit terbuka, ketok pintu dan menunggu. Seorang wanita muda, berkulit bersih, dan .. ya ampun, menurutku cantik sekali (mungkin di desaku tidak ada wanita cantik), berdiri di depanku memandang dengan sedikit curiga. Setelah aku jelaskan asal-usulku, wajahnya berubah cerah. ?Tarto, ya ? Ayo masuk, masuk. Kenalkan, saya Tantemu.? Dengan gugup aku menyambut tangannya yang terjulur. Tangan itu halus sekali. ?Tadinya Oom Ton mau jemput ke Manggarai, tapi ada acara mendadak. Tante engga sangka kamu sudah sebesar ini. Naik apa tadi, nyasar, ya ?? Cecarnya dengan ramah. ?Maaar, bikin minuman!? teriaknya kemudian. Tak berapa lama datang seorang wanita muda meletakkan minuman ke meja dengan penuh hormat. Wanita ini ternyata pembantu, aku kira keponakan atau anggota keluarga lainnya, sebab terlalu ?trendy? gaya pakaiannya untuk seorang pembantu.
Sungguh aku tak menduga sambutan yang begitu ramah. Menurut cerita yang aku dengar, orang Jakarta terkenal individualis, tidak ramah dengan orang asing, antar tetangga tak saling kenal. Tapi wanita tadi, isteri Oomku, Tante Yani namanya (?Panggil saja Tante,? katanya akrab) ramah, cantik lagi. Tentu karena aku sudah dikenalkannya oleh Oom Ton.
Aku diberi kamar sendiri, walaupun agak di belakang tapi masih di rumah utama, dekat dengan ruang keluarga. Kamarku ada AC-nya, memang seluruh ruang yang ada di rumah utama ber-AC. Ini suatu kemewahan bagiku. Dipanku ada kasur yang empuk dan selimut tebal. Walaupun AC-nya cukup dingin, rasanya aku tak memerlukan selimut tebal itu. Mungkin aku cukup menggunakan sprei putih tipis yang di lemari itu untuk selimut. Rumah di desaku cukup dingin karena letaknya di kaki gunung, aku tak pernah pakai selimut, tidur di dipan kayu hanya beralas tikar. Aku diberi ?kewenangan? untuk mengatur kamarku sendiri.
Aku masih merasa canggung berada di rumah mewah ini. Petang itu aku tak tahu apa yang musti kukerjakan. Selesai beres-beres kamar, aku hanya bengong saja di kamar. ?Too, sini, jangan ngumpet aja di kamar,? Tante memanggilku. Aku ke ruang keluarga. Tante sedang duduk di sofa nonton TV. ?Sudah lapar, To ?? ?Belum Tante.? Sore tadi aku makan kue-kue yang disediakan Si Mar. ?Kita nunggu Oom Ton ya, nanti kita makan malam bersama-sama.? Oom Ton pulang kantor sekitar jam 19 lewat. ?Selamat malam, Oom,? sapaku. ?Eh, Ini Tarto ? Udah gede kamu.? ?Iya Oom.? ?Gimana kabarnya Mas Kardi dan Yu Siti,? Oom menanyakan ayah dan ibuku. ?Baik-baik saja Oom.? Di meja makan Oom banyak bercerita tentang rencana sekolahku di Jakarta. Aku akan didaftarkan ke SMA Negeri yang dekat rumah. Aku juga diminta untuk menjaga rumah sebab Oom kadang-kadang harus ke Bandung atau Surabaya mengurusi bisnisnya. ?Iya, saya kadang-kadang takut juga engga ada laki-laki di rumah,? timpal Tante. ?Berapa umurmu sekarang, To ?? ?Dua bulan lagi saya 16 tahun, Oom.? ?Badanmu engga sesuai umurmu.?
Bersambung...
Cerita tante girang akan berklanjut nanti, cerita tante yeni pasti akan membuat kalian penasaran, paha nya mulus, cantik, bohay dan yang pasti akan membuat ngecrot...
-
Cerita sex tante kali ini akan menceritakan bagaimana dahsyatnya permainan sex seorang tante dengan 3 brondong yang masih duduk di bangku ...
-
Cerita sex ternyata tak hanya terjadi pada tante girang . cerita seks juga bisa terjadi pada abg dan om-om genit, om- mata keranjang tak ha...
-
Selalu saja cerita tante girang tercipta jika keharmonisan rumah tangga tidak dijaga, seghingga muncul tante gira tante girang baru yang pe...
-
Bagi orang umumnya cerita ini sangat menyimpang, jika seorang anak bercinta dengan mama temannya mungkin masih bisa dianggap biasa, namun ba...
-
Tante girang memang cerita yang tak pernah habis, apalagi kehidupan tante tante saat ini seolah bukan lagi menjadi rahasia ketika ia adalah...
-
Cerita ini adalah lanjutan dari cerita gigolo sebelumnya yang menjadi pemuas seks tante girang. Dua hari kemarin, saya benar-benar lelah, k...
-
Kisah pembantu dan majikan sudah banyak cerita nya, tapi yang kali ini lain dan sangat berkesan, seorang tante girang yang memiliki pemban...
-
Ini adalah pengalaman pribadi seseorang dalam dunia sex, mengalami suatu kejadian yang tak akan terlupakan sepanjang masa, mendapatkan penga...
-
Ini kisah seorang brondong yang merantau kejakarta demi niat tulus meringankan beban keluarga, tapi apalah daya, sampai di jakarta bertemu d...
-
Kehidupan Tante girang disatu sisi membawa keuntungan bagi sebagian orang, banyak pria yang biasa disebut brondong bergantung hidup pada ko...
Categories
aku dan atasanku
(1)
bercinta dengan anak majikan
(2)
bercinta dengan bapak kost
(1)
bercinta dengan ibu mertua
(1)
bercinta dengan ipar
(1)
bercinta dengan majikan
(3)
brondong
(1)
brondong sma
(1)
cerita daun muda
(1)
cerita dewasa
(3)
cerita pembantu dengan majikan
(2)
cerita perselingkuhan
(4)
cerita seks
(17)
cerita seks brondong
(1)
cerita seks ibu muda
(3)
cerita seks janda
(1)
cerita seks kost
(1)
cerita seorang gigolo
(2)
cerita sex janda
(1)
cerita sex setengah baya
(3)
cerita sex tante
(5)
cerita sex tante girang
(2)
cerita STW
(1)
cerita tante
(3)
film bokep
(1)
foto tante girang
(1)
gadis smp bugil
(1)
Gigolo
(6)
gigolo bersih
(1)
gigolo cakep
(1)
gigolo cari tante
(1)
gigolo ganteng
(1)
ibu seksi
(1)
Info tante Girang
(12)
istri selingkuh
(4)
istriku selingkuh
(1)
janda binal
(1)
janda cantik
(1)
ngentot ibu guru
(2)
ngentot keponakan
(1)
ngentot pembantuku
(1)
ngentot tante sendiri
(1)
ngeseks dengan dokter
(1)
ngeseks dengan pembantu
(1)
ngeseks mama tiri
(1)
ngetot mama tiri
(1)
nikmatnya tubuh pembantu
(1)
nikmatnya tubuh tante
(1)
payudara
(1)
seks dengan ibu kost
(1)
seks dengan pembantu
(1)
sex Jilbab
(2)
sex setengah baya
(3)
tante girang yang nakal
(1)
wanita setengah baya
(3)